Thursday, April 24, 2008

Profil Semarang

Kondisi Umum

Demografi
Jumlah Penduduk Kota Semarang pada tahun 2006 (data terbaru dari BPS) sebesar 1.434.025 jiwa. Dengan jumlah tersebut Kota Semarang termasuk 5 besar Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah. Jumlah penduduk pada tahun 2006 tersebut terdiri dari 711.761 penduduk laki-laki dan 722.264 penduduk perempuan. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Semarang Selatan sebesar 14.470 orang per km2, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Mijen sebesar 786 orang per km2. Jumlah usia produktif cukup besar, mencapai 69.30% dari jumlah penduduk. Ini menunjukkan potensi tenaga kerja dan segi kuantitas amat besar, sehingga kebutuhan tenaga kerja bagi mereka yang tertarik menanamkan investasinya di sini tidak menjadi masalah lagi. Belum lagi penduduk dari daerah hinterlandnya. Sementara itu jika kita lihat mata pencaharian penduduk tersebut tersebar pada pegawai negeri, sektor industri, ABRI, petani, buruh tani, pengusaha; pedagang, angkutan dan selebihnya pensiunan. Dari aspek pendidikan dapat kita lihat, bahwa rata-rata anak usia sekolah di Kota Semarang dapat melanjutkan hingga batas wajar sembilan tahun, bahkan tidak sedikit yang lulus SLTA dan Sarjana. Meskipun masih ada sebagian yang tidak mengenyam pendidikan formal, namun demikian dapat dicatat bahwa sejak tahun 2003 penduduk Kota Semarang telah bebas dan 3 buta (buta aksara, buta angka dan buta pengetahuan dasar). Dengan komposisi struktur pendidikan demikian ini cukup mendukung perkembangan Kota Semarang, apalagi peningkatan kualitas penduduk yang selalu mendapat prioritas utama didalam upaya peningkatan kesejahteraan. Tingkat kepadatan penduduk memang belum merata. Penduduk lebih tersentral di pusat kota. Pertumbuhan penduduk rata-rata 1,43%/tahun. Ini berarti laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, setidaknya terkendali dan kesejahteraan umum segera terealisasi

KONDISI PEREKONOMIAN
Uraian sektorel yang disajikan ini mencakup ruang lingkup dan definsi dan masing-masing sektor dan sub sektor.yang berperan secara dominan yang akan diJelaskan sebagai berikut :
A. Sektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti, padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah sayur-sayuran, buah-buahan, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil-hasil produk ikutannya.Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik Tanaman Perkebunan Besar Sub sektor ini mencakup semua jenis kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan yang berbentuk badan hukum. Komoditi yang dihasilkan adalah karet Baik data produksi maupun harga diperoleh dari Dinas Perkebunan dan Badan Pusat Statistik. Sub sektor ini mencakup produksi temak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil temak, seperti' sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur dan susu segar. Produksi temak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stok populasi temak dan ekspor temak neto. Data mengenai jumlah temak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur serta hasil-hasil temak diperoleh dari Dinas Peternakan
B. Peternakan dan Hasil-hasilnya
Sub Sektor ini mencakupn produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil -hasil ternak, seperti sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur dan susu segar. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak neto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telor serta hasil-hasil ternak diperoleh dari Dinas Peternakan
C. Kehutanan
Sub sektor kehutanan mencakup tiga jenis kegiatan seperti penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa kulit kayu, kopal, akar-akaran dan sebagainya
D. Perikanan
Komoditi yang dicakup adalah semua hasil kegiatan perikanan laut, per-airan umum, tambak, kolam, sawah dan karamba. Data mengenai produksi, dan nilai produksi diperoleh dari laporan Dinas Perikanan Kotamadya Semarang
E. Pertambangan Dan Penggalian
Merupakan bagian dari sumberdaya alam dari jenis sumberdaya mineral, yaitu semua cadangan bahan galian yang dijumpai di muka bumi dan dapat dipakai bagi kebutuhan manusia. Sumberdaya mineral ini dalam bentuk zat padat yang sebagian besar terdiri dari kristal, mempunyai sifat homogen, merupakan unsur atau senyawa kimia anorganik alamiah dengan susunan kimia yang tetap dan terdapat di bagian kerak bumi sebagai material penyusun atau bahan pembentuk batuan yang mempunyai nilai ekonomi. Menurut data Metropolitan Semarang dalam Angka (1998), sumberdaya mineral ini mempunyai nilai ekonomi dan memberikan sumbangan terhadap PDRB Metropolitan Semarang sebesar 0,22 %. Menurut laporan Dinas Pertambangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Tahun Anggaran 1993/1994 dan Neraca Sumberdaya Alam Spasial Metropolitan Semarang Tahun 1998, jenis sumberdaya mineral yang terdapat di wilayah Kotamadya Semarang hanya termasuk Bahan Galian Golongan C (Nir Strategis dan Nir Vital). Dari hasil pendataan bahan galian golongan C ini, termasuk pada tingkat keyakinan perolehan cadangan tereka antara 20 - 30 %, yaitu berada pada klasifikasi cadangan tereka dan dari 32 penggolongan sumberdaya mineral bahan galian golongan C ini Kotamadya Semarang memiliki 8 jenis bahan galian golongan C, antara lain : Andesit, Basalt, Batugamping, Pasir dan Batu (Sirtu), Tanah liat (Lempung), Tras dan Tanah Urug
Kebutuhan energi listrik akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan roda perekonomian di Metropolitan Semarang, oleh karena itulah PLN sebagai salah satu perusahaan negara yang mempunyai listrik terus meningkatkan kinerjanya sebagai antisipasi dari peningkatan kebutuhan tenaga kerja. Salah satu indikator dan kinerja PLN adalah banyaknya laporan gangguan listrik sebagai bagian dari pelayanan masyarakat. Selama tahun 1998 sebanyak 91719 laporan gangguan untuk berbagai jenis gangguan. Bila dibandingkan dengan keadaan tahun 1997. Dimana tercatat 13.015 laporan maka mengalami penurunan sekitar 33.91 %, dengan adanya penumnan tersebut terlihat pelayanan PLN kepada masyarakat semakin baik. Produksi listrik pada tahun 1997 adalah 1.152.124.505 KWH dan mengalami penurunan pada tahun 1998 yaitu 1.047.774.818 KWH, dengan adanya penurunan tersebut memperlihatkan produktivtias di masyarakat mengalami penurunan, hal ini salah satunya disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi.

Pengangkutan
Pelaksanaan angkutan umum kereta api oleh Perumka. Sektor angkutan jalan raya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor ataupun tidak bermotor seperti bis, truk, taxi, dokar, becak, dan sebagainya. Sedang angkutan laut kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran milik nasional baik yang melakukan tugas datam negeri ataupun intemasional. Angkutan udara mencakup kegiatan penumpang barang dan kegiatan lain denga penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan milik nasional, baik penerbangan dalam negeri maupun intemasional yang beroperasi di Semarang. Jasa penunjang angkutan meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berka'itan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, ekspedisi, bongkar muat serta jasa penumpang lainnya terminal.
Komunikasi
Kegiatan yang dicakup adalah jasa Pos dan Giro Telekomunikasi dan Jasa penunjang komunikasi seperti wartel dan warpostel serta waparpostel. Pos dan Giro meliputi kegiatan pemberian jasa dan giro seperti surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Telekomunikasi meliputi kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon, telegram, dan teleks. Jasa Penunjang Komunikasi Mencakup kegiatan jasa penunjang telekomunikasi mencakup vvartel/ warpostel dan radio panggil/pager. Sektor angkutan dan komunikasi masih diluar sektoryang menghasilkan sumbangan besar dalam PDRB atau Dasar Harga Beriaku yaitu Hotel dan Restoran, sektor industri pengolahan, sektor jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

Keuangan. Persewaan. dan Jasa Perusahaan
Lapangan usaha/Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terdiri dari Bank, Lembaga keuangan non-Bank dan Jasa Penunjang, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan. Atas dasar harga beriaku maka lapangan usaha Bank mempunyai peran paling besar (4,75 % - 3,63 %) dalam pembentukan nilai kontn'busi sektor ini terhadap PDRB Metropolitan Semarang tahun 1997-1998. Sedangkan lapangan usaha Jasa Perusahaan memberi kontribusi terkecil (1,08% - 1,06 %). Sedangkan laju pertumbuhan setiap lapangan usaha dalam sektor ini, atas dasar harga beriaku tahun 1997 dan 1998, untuk Bank sebesar 15,59 % menjadi - 3,16 %, Lembaga non-Bank dan Jasa penunjang sebesar 28,58% menjadi 21,21 % Sewa Bangunan sebesar 26,80 % menjadi 12,90 %, dan Jasa perusahaan sebesar 12,15 % menjadi 20,78 %. Angka tersebut menunjukkan bahwa lapangan usaha Jasa perusahaan mengalami kenaikan terbesar laju pertumbuhan positip (20,78 %). Sedangkan lapangan usaha Bank mengalami penurunan terbesar laju pertumbuhan negatif (-3,16 %). Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan atas dasar harga beriaku, memberi peranan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 1998 Metropolitan Semarang sebesar 6,76 person (Rp. 640.042.870.000,-). Sumbangan sektor ini terhadap PDRB Metropolitan Semarang tahun 1994-1998 pada urutan empat (8,20 % - 6,76 %), setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran (33,05 % - 40,69%), sektor listrik, gas dan air bersih (27,72% - 28,59%), dan sektor jasa-jasa (13,61 % - 11,06 %). Dibanding tahun 1997, sektor ini mengalami kenaikan dari Rp. 609.527.720.000,- menjadi Rp.640.042.870.000,- pada tahun 1998. Sedangkan laju pertumbuhan sektor ini, atas dasar harga beriaku dari tahun 1994-1998 mengalami fluktuasi, berturut-turut sebesar 15,73 %, 19,25 %, 16,56 %, 19,91 %, dan 5,01 %. Sedangkan atas harga konstan tahun 1993, Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, memberi pesanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 1998 Metropolitan Semarang sebesar 7,39 pereen (Rp.325.149.890.000,-). Sumbangan sektor ini tertiadap PDRB Metropolitan Semarang tahun 1994-1998 pgda urutan empat (8,47% - 7,39 %), setelah sektor perdagangan. hotel dan restoran (33,05 % - 40,69 %), sektor listrik, gas dan air bersih (27,72 % - 28,59 %), dan sektor jasa-jasa (13,61 % - 11,06 %), Dibanding tahun 1997, sektor ini mengalami penurunan dan Rp.464.542.900.000,- menjadi Rp. 325.149.890.000,- pada tahun 1998 atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 24,62.

No comments: